Tantangan dan Harapan Industri Air Minum di Indonesia

Sudah banyak sekali para penulis dan bloger yang menulis dengan tema air bersih. Saya mencoba ikut sedikit berkontribusi dengan harapan ada feedback, ide, gagasan atau koreksi sehingga bisa saling melengkapi satu satu sama lain. Penulis mencoba menulis secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan penulis. 
 
Seperti kita ketahui bahwa air merupakan salah satu benda ciptaan Tuhan YME yang sangat vital bagi kehidupan makhluk di dunia. Tanpa air makhluk hidup akan mati, tanpa air bumi ini akan kering dan layu. Hanya karena air sesama mahluk hidup bisa saling bunuh, antar bangsa bisa berperang karena berebut akses untuk mendapatkan air.

Air menyelimuti kurang lebih 2/3 bagian bumi, hanya 1/3 bagian dari planet ini yang muncul sebagai daratan. Tubuh manusia juga hampir 75% merupakan cairan. Apabila tubuh manusia kekurangan cairan, mekanisme di dalam tubuh manusia akan merespon sehingga meyebabkan terjadinya dehidrasi. Dari 2/3 air yang ada di bumi 97,5% adalah air laut, 2,5% sisanya adalah air tawar. Dari sejumlah air yang ada 70% berada di kutub sedang sisanya tersebar ke seluruh daratan di muka bumi.

Gb. Bendungan Mrica Banjarnegara by Gatot Prie
 Negara Indonesia beriklim tropis dengan jumlah curah hujan yang cukup tinggi, menjadikan Indonesia salah satu Negara dengan jumlah cadangan air tawar terbanyak di dunia. Tetapi dengan kerusakan hutan yang semakin merajalela dan jumlah luasan tanah yang tertutup  oleh sejumlah besar bangunan terutama di kota-kota besar yang semakin massif tentunya mengurangi jumlah air hujan yang tertampung didaratan, hanya sekitar 25% air yang bisa menjadi cadangan air baku. Selebihnya terbuang sia-sia ke laut.
                                   
Ditambah dengan kerusakan lingkungan akibat limbah industry dan pola hidup manusia yang tidak mendukung kelestarian lingkungan, semakin mengurangi jumlah air baku yang dapat di olah dengan baik ditambah dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk bumi menunjukan perbandingan terbalik 1800    sehingga dibutuhkan tata pengolahan air bersih yang baik, benar, efisien dan efektif. Tentunya dengan biaya yang semurah mungkin karena biaya yang tinggi akan membebani konsumen berupa tarif.

Teknologi yang semakin berkembang dewasa ini telah berhasil melakukan pengolahan air laut menjadi air layak minum (Refer Osmosis), seperti yang dilakukan dibeberapa Negara maju. Tetapi teknologi ini masih terlalu mahal apabila dibanding dengan pengolahan air secara konvensional. Untuk Indonesia pengolahan air secara umum masih konvensional, kecuali ada beberapa perusahaan swasta yang melakukannya untuk konsumsi kapal laut.

Untuk pengolahan dari air baku menjadi air bersih kemudian menjadi air layak minum atau potable water selain membutuhkan biaya yang tidak sedikit tentunya membutuhkan suatu organisasi dengan tata kelola yang baik. Di Indonesia pengelolaan air bersih ini di kelola oleh suatu perusahaan air minum dibawah kendali ditiap daerah tingkat II (kabupaten dan kotamadya) dalam bentuk BUMD dengan nama PDAM. Di beberapa kota besar di Indonesia ada pula yang dikelola oleh pihak swasta seperti di Batam oleh PT. Adhya Tirta Batam, di Jakarta oleh PT. Pam Lyonaisse JaKarta dan PT. Aetra Air Jakarta. Pada beberapa kota lain ada yang pengelolaan dilakukan secara bersama antara pihak swasta dan PDAM dengan model Kerja Sama Operasional. Jumlah seluruh PDAM yang beroperasi di Indonesia ada 392 buah.

Menurut Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono dari sejumlah PDAM di seluruh Indonesia hanya 104 buah yang sehat dan meraih untung, sedangkan sisanya tidak sehat. Dengan kondisi ini ditambah dengan target 10 juta sambungan rumah yang harus dicapai pada tahun 2013 dan target MDG’s yaitu 80% daerah perkotaan dan 60% daerah pedesaan akan teraliri air bersih sebelum tahun 2015  secara nasional merupakan tantangan bagi seluruh insan air minum  Indonesia untuk melakukan perbaikan dan pembenahan dalam pengelolaan air bersih.

Berusaha, bekerja keras, saling mendukung satu sama lain dan dengan keseriusan yang tinggi maka seberat apapun tantangan dan target akan terlewati. Semoga.